Kamis, 07 November 2013

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder. Namun dalam prakteknya terjadi beberapa kerugian antara lain:
       1. kerugian tembaga
              kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
       2. kerugian kapasitas liar
              Kerugian ini disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)
       3. kerugian kopling
              Kerugian ini terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
       4. kerugian histeresis
              Kerugian ini terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah.
       5 kerugian efek kulit
              Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
       6. kerugian arus bolak balik
              Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapis.

Semoga bermanfaat :D

Sabtu, 02 November 2013


     Transistor memiliki 3 buah kaki yang tidak boleh terbalik cara pemasangannya. Kaki-kaki transistor meliputi basis, emitor dan kolektor, untuk mengetahui kaki transistor tersebut dapat melihat data sheet atau menggunakan multi tester untuk mengecheck nya.
      Namun transistor tidak semuanya di ketahui basis, emitor dan kolektornya. Hal tersebut yang akan kita bahas di sekmen ini.
      Kita dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter. Menentukan kaki transistor dimulai dengan menentukan kaki basis sekaligus menentukan jenis transistor yang dilakukan dengan seting multimeter pada Ohm meter dan mengukur resistansi antar kaki transistor sebagai berikut.


1. Menentukan Kaki Basis dan Menentukan Jenis Transistor apakah transistor PNP/NPN
          Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini, yaitu memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis ke emitor serta refervse bias dari kolektor ke basis dan emitor ke basis pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada jenis PNP. Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut dengan nama lain, contoh kaki A kaki B dan kaki C. Kemudian set multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis dengan cara sebagai berikut:

         Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki A kemudian probe hitam dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter menunjukkan nilai ukur resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki B atau C saja yang bergerak kemungkinan basis nya B atau C. Ulangi, carilah konfigurasi sampai diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan jenis transistor NPN atau PNP.



cara menentukan transistor:
  • NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak.
  • PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah jarum tidak bergerak.
2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor dan emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki kolektor dan emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm, Kemudian lakukan teknik sebagai berikut.
  • Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita (probe dan kaki transistor dipegang jadi satu).
  • Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan jangan disentuh dengan jari tangan. Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain.
  • Sentuh kembali kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki yang lain (probe merah) adalah emitor.
  • Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c, tanda titik bulat, titik kotak atau titik segitiga yang berada di kemasan transistor.

Semoga bermanfaat

        Transistor adalah komponen semikonduktor yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier. Rangkaian analog melingkupi pengeras suara,sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikan rupa sehingga berfungsi sbagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainya.
  1. Jenis transistor menurut susunan kakinya
    Ada 2 jenis transistor berdasarkan arus inputnya, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda. Berikut ulasan 2 jenis transistor tersebut:
  1. BJT (Bipolar Junction Transistor)
BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B).

Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau h_{FE}. β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor-transisor BJT.
  1. FET (Field Effect Transistor)
Transistor FET dibagi menjadi 2 macam, yaitu junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah dioda dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Dari sisi fungsi, hal ini membuat N_channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah dioda antara grid dan katode.
  1. Jenis transistor menurut jenis kutub kakinya
Ada 2 jenis transistor menurut kutubnya yaitu :
  1. NPN (Negativ-Positif-Negativ)
            Prinsip kerja transistor ini adalah arus akan mengalir dari kolektor ke emitor jika basisnya dihubungkan ke ground (negatif). Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor.
  2. PNP (Positif-Negativ-Positif )
            Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari emitter menuju ke kolektor jika pada pin basis dihubungkan ke sumber tegangan ( diberi logika 1). Arus yang mengalir ke basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor.
    >> Simblo transistor
    Simbol Transistor BJT

    Simbol Transistor JFET

    Bentuk Transistor



    berbagai bentuk transistor

    bentuk transistor jenis BJT

    bentuk transistor FET

     

    Semoga bermanfaat
Inverter adalah perangkat elektronika yang digunakan untuk mengubah tegangan DC (Direct Current) menjadi tegangan AC (Alternating Curent). Output suatu inverter dapat berupa tegangan AC dengan bentuk gelombang sinus (sine wave), gelombang kotak (square wave) dan sinus modifikasi (sine wave modified). Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery, tenaga surya, atau sumber tegangan DC yang lain. Inverter dalam proses konversi tegangn DC menjadi tegangan AC membutuhkan suatu penaik tegangan berupa step up transformer. Cara membuatnya tidaklah begitu sulit dan dengan biaya yang tidak terlalu merogoh kantong terlalu dalam :D

Apa bila sobat sobat mau membuat inverter sederhana ini, berikut daftar komponen yang harus di miliki dan dipersiapkan:
Trafo CT 1-2 amper saja                             1 buah
Transistor jengkol NPN 2n3055                   2 buah
Resistor  690 ohm                                        2 buah
Kabel                                                          secukupnya
Timah                                                          secukupnya
Solder                                                         satu saja :D
Heatsink (untuk memasang transistor dan agar tidak panas)

Berikut skema sederhananya:
Dari skema di atas keluarannya 220volt AC yang bisa digunakan untuk menghidupkan lampu rumahan
Hati-hati dalam merangkai skema di atas jangan sampai kita tersentuh/memegang tegangan outputnya dikarenakan tegangan outputnya adalah tegangan tinggi yang bisa membuat kita tersetrum :D

Semoga bermanfaat :D






Minggu, 27 Oktober 2013


Jumpa lagi bersama saya, saya kali ini mau posting sedikit tettang membuat charge HP di motor menggunakan aki 12 volt

Nama komponen, alat dan bahan yang harus dan wajib kita miliki:
PCB bolong (disarankan PCB IC)
Elco 220uf/25volt                                     1 buah
Elco 470uf/25volt                                     1 buah
Resistor 1k                                               1 buah
Saklar                                                      1 buah
LED                                                         1 buah
Charger HP bekas                                    1 buah
Kabel                                                       secukupnya saja
Solder
Timah                                                       secukupnya saja
Capit buaya nya jangan lupa 1 pasang saja untuk colokan ke akki :D

NB Charger HP bekas bisa kita ganti dengan USB yang nantinya digunakan untuk colokan HP (kayak di laptop gitu loh)



Skema:

NB: masang IC 7805 nya jangan sampai kebalik. untuk lebih jelasnya nih saya kasih gambarnya :D
















Lakukan pengujian
    Kalau tidak ada kesalahan dalam merangkai ataupun kerusakan pada komponen, maka rangkaian yang sobat sobat buat akan bekerja dengan baik

Semoga bermanfaat :D